Jatim – Diperkirakan sebanyak 20 pemuda yang datang ke kantor UPP Kelas III Sapudi untuk menagih kejelasan mengenai aturan masuk areal pelabuhan di Desa Gayam.
Kedatangan mereka ini supaya kebijakan kearifan lokal kembali dipergunakan untuk masyarakat yang hanya ingin menikmati sunset dan melepas hobi memancing.
“Kami hanya meminta kendaraan tetap bisa masuk ke dalam,” ujar Doni salah satu pemuda yang memiliki hobi mancing.
Selain itu, salah satu perwakilan pemuda yang bernama Zaini memberitahukan bahwa dilarang kendaraan yang akan masuk ke areal pelabuhan menimbulkan banyak polemik bagi masyarakat Pulau Sapudi.
Karena menurut dia, aturan ini diterapkan agar tidak memperhatikan aspek sosial yang sudah arif berjalan sebelumnya.
“Banyak yang saling tak terima dengan petugas pelabuhan hanya karena kendaraannya dilarang masuk, padahal sebelumnya tidak pernah ada larangan seperti ini,” katanya.
Kemudian, Zaini mengutarakan rasa prihatin saat mengetahui sejumlah masyarakat yang mengangkut barang dari dermaga yang jaraknya cukup jauh akibat kendarannya tidak diperbolehkan masuk oleh petugas.
” Bahkan yang usianya sudah lanjut, kasihan jika kendarannya gak diijinkan masuk ke areal itu saat mengangkut barang,” imbuhnya.
Saat dilokasi yang sama, Kepala UPP Kelas III Sapudi, Dedi Yuwono membalas bahwa dilarangnya kendaraan masuk ke ujung pelabuhan sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Menurut ia, larangan masuk kendaraan bagi para pemancing dan pengunjung pelabuhan gayam agar tidak menghambat laju kendaraan yang sedang melakukan bongkar muat barang di area pelabuhan.
“Sebenarnya ini sudah kebijakan Mas, kami bergerak sesuai dengan prosedur, kalau kendaraan masuk pelabuhan kami bebaskan itu kan mengganggu proses bongkar muat barang,” ujarnya saat menemui massa yang berada di halaman kantor UPP.
Kemudian, dia akan memberitahu bahwa pihaknya selalu mengijinkan masyarakat masuk areal pelabuhan dengan jalan kaki dan kendaraannya diparkir di halaman sahbandar.
“Kita perbolehkan kok masyarakat masuk, cuma kendarannya jangan di bawa ke ujung, tetap di parkir di halaman sahbandar yang sudah disediakan,” pungkasnya.
Dapat dilihat dari puluhan pemuda yang datang ke Kantor UPP Kelas III Sapudi, mengaku gelisah atas kebijakan yang baru diterapkan oleh Kepala UPP yang baru.
Sejak awal kebijakan tersebut tidak pernah diterapkan lantaran melihat kearifan masyarakat lokal yang menjadikan pelabuhan gayam sebagai satu satunya view wisata yang cukup bagus.
Melainkan hal itu juga supaya melapas penat bagi para pecinta hobi memancing. Saat ini dibawah kepemimpinan yang anyar, pelabuhan gayam tak lagi arif maka membuat sejumlah pemuda mengepung kantor UPP yang letaknya di selatan Pasar Gayam itu.