Mantan Kepala Sekolah SMPN 6 Rentung, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Alfons Tanggur, melarang para siswa-siswi disekolah tersebut untuk mengikuti ujian(22/3/2024)
Hal ini diduga akibat dari sang Kepsek yang merasa tidak terima, karena telah dicopot dari jabatannya sebagai kepala sekolah di SMPN 6 Rentung.
Seperti diketahui bahwa pada kamis 21 Maret 2024, Kadis Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Manggarai, Wensislaus
Telah melantik kepala sekolah TK/ Paud, SD,SMP, serta pengawas tingkat TK SD dan SMP termasuk salah satunya kepala sekolah SMPN 6 Rentung.
Lantaran tidak terima atas penggantian posisi dirinya itulah, yang menyebabkan mantan kepsek Alfons, kemudian melakukan boikot terhadap sekolah, aksi tersebut dilakukan dengan cara mengunci dan melarang para siswa juga guru memasuki ruangan kelas dari pagi sampai jam kegiatan belajar mengajar usai.
“Saya tidak ijinkan para siswa-siswi termasuk para guru untuk masuk ke dalam ruangan, saya menanti adanya klarifikasi terkait mutasi yang tanpa pemberitahuan dari dinas pendidikan, saya tetap segel semua ruangan sampai ada jawaban” tegas mantan Kepsek saat dihubungi oleh media.
Lebih lanjut Alfons menambahkan sebenarnya dia tak masalah kalau dimutasi, hanya proses pencopotan dirinya dari kepsek menjadi staf pengajar di SMPN Kajong, Kecamatan Reok Barat yang membuatnya kecewa.
“Saya paham bahwa Bupati punya kewenangan ganti orang, hanya menurut saya lucu, SK Plt saja yang dua tiga tahun tidak diganti” tegas Alfons
Alfons yang dilantik menjadi kepsek SMPN 6 Rentung, oleh Bupati Manggarai, Herybertus G.L Nabit, merasa kaget karena merasa tidak ada kesalahan apa-apa, tapi tiba-tiba teman gurunya memberikan SK pengangkatan kepsek baru.
“Saya pertanyakan ini salah saya apa, pokoknya saya akan tunggu klarifikasi dari dinas pendidikan, sebagai orang Rentung saya akan ganggu sampai ujian nasional nanti” tambah sang mantan kepsek.
Sementara itu secara terpisah, Kepsek SMPN 6 Rentung yang baru, Heri Sebatu, dirinya bersama rekan-rekan guru yang lain seakan tak berdaya dengan aksi boikot yang dilakukan mantan kepsek yang adalah seniornya, sebagai pejabat baru disekolah tersebut Heri mengupayakan pendekatan kekeluargaan.
Kepada media saat dikonfirmasi, Heri tengah berupaya membangun komunikasi menurutnya ini diluar kapasitasnya.
“Saya bisa memahami dan tak bisa membatasi Pak Alfons, tapi saya akan coba bangun komunikasi terus dengan mengedepankan kekeluargaan, tapi semua juga kembali bahwa ini diluar kapasitas saya” ungkap Heri
Masih menurut Heri, dirinya merasa prihatin dan terpukul melihat para siswa yang harusnya ujian tapi tidak bisa ujian, Heri dan para guru berharap agar aksi Alfons, segera mendapatkan respon dari dinas pendidikan sehingga para siswa tidak menjadi korban.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, dari pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai, belum bisa dikonfirmasi. (*)