Jembrana – Fenomena munculnya ulat tanah atau ulat kaki seribu di pemukiman belakangan ini dikeluhkan sejumlah warga, Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.
Pasalnya, selain kemunculannya dalam jumlah yang cukup banyak, ulat kaki seribu ini juga bergerak bergerombol, sehingga membuat jijik warga.
Warga juga kuatir ulat-ulat kaki seribu tersebut masuk ke rumah-rumah warga termasuk ke dalam makanan sehingga bisa berdampak buruk terdapat kesehatan warga.
Ulat tanah atau ulat kaki seribu ini, bentuknya bulat memanjang, warna tubuhnya hitam, dikelilingi garis berwarna kuning keperakan dan memiliki banyak kaki, namun tidak berbulu.
Ulat ini bergerak di tanah, dilantai rumah termasuk di jalan, secara bergerombol. Menurut sejumlah warga, ulat seribu ini tidak menimbulkan gatal jika disentuh, namun cukup membuat jijik warga.
“Munculnya mulai sekitar seminggu lalu, jumlahnya sangat banyak, kami sampai jijik melihatnya,” ujar Ngurah Anom, warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, Senin (29/1/2023).
Warga meminta istansi terkait segera turun tangan untuk membasmi wabah ulat kaki seribu ini karena warga kesulitan mengatasinya.
“Selama ini warga mengatasinya hanya dengan menyapu halaman yang dipenuhi ulat kaki seribu, kemudian membakarnya bersama sampah. Tapi ya itu, akan muncul lagi dalam jumlah banyak,” tutup Anom.