Perkembangan terbaru kasus RSP Boking, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI meminta kasus Rumah Sakit Pratama (RSP) Boking yang mandek di tangan Polda dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTT agar kembali digelar di KPK RI di Jakarta. Permintaan itu disampaikan KPK dalam suratnya tertanggal (26/4/2024) usai mensupervisi Penyidik Polda dan Kejati NTT terkait mandeknya penanganan kasus tersebut.
Demikian isi surat KPK itu yang diperoleh tim media melalui Ketua Araksi NTT, Alfred Baun, SH pada Kamis, (04/4/2024).
“Kasus yang mandek di tangan Penyidik Polda NTT dan Kejaksaan Tinggi NTT itu Harus di Gelar ulang di Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta,” tulis KPK dalam surat tersebut.
Kesimpulan dalam surat KPK yang ditujukan kepada Araksi NTT itu sebagai balasan atas Surat Araksi NTT kepada 4 Lembaga Negara di Jakarta pada waktu lalu Terkait mandeknya penanganan kasus dugaan Korupsi RSP Boking di Kabupaten TTS, NTT.
“Berdasarkan surat dari Araksi NTT kepada KPK RI sebagai dasar untuk melakukan efaluasi dan supervisi penyidik di Polda dan Kejati NTT terkait penangangan kasus RSP Boking,” jelas KPK dalam surat itu.
Menyimak kesimpulan surat dari KPK RI, Araksi NTT, Alfred Baun meminta agar kasus RSP Boking kembali diambil alih oleh KPK RI.
“Kami dari Araksi NTT meminta kepada KPK agar setelah Gelar perkara tersebut di KPK, sebaiknya KPK mengambil Alih kasus tersebut,” pinta Alfred.
Ketua Araksi mengaku Khawatir jika kasus ini di tangani Polda dan Kejaksaan Tinggi NTT bisa terus mandek. “Karena diduga ada berbagai kepentingan yang menginterfesi Penegakan hukum terkait kasus tersebut, “tandas Ketua Araksi NTT.
Araksi juga berharap agar KPK Ambil alih Kasus tersebut, “Saya yakin Kasus tersebut akan cepat dipersidangkan di Pengadilan sehingga ada kepastian Hukum, “harapnya. (!)