Kupang – Sebuah fragmen ditampilkan dalam kegiatan perayaan Hari Pers Nasional 2024 yang dihelat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Rabu (07/02/2024) pagi.
Fragmen tersebut mengisahkan perjuangan seorang wartawan yang dalam tugasnya mengumpulkan informasi dan berita harus berhadapan dengan intimidasi, teror, dan tekanan dari pihak lain, yang terganggu karena kekuasaannya diganggu. Tentu saja, dalam menulis berita dimaksud, sang wartawan telah melakukan validasi dan verifikasi untuk mengetahui fakta secara jelas dan benar.
Dari fragmen yang ditampilkan para anggota SMSI NTT itu merupakan sekelumit kisah perjuangan wartawan di lapangan yang jika dalam pemberitaannya mengganggu zona nyaman pejabat atau pemangku kekuasaan, akan berhadapan dengan kekerasan fisik.
Tak jarang, sang wartawan yang menulis bernada kritikan terhadap pemimpin yang tidak pro rakyat akan menjadi musuh penguasa yang harus dilenyapkan.
Fragmen para wartawan ini ditampilkan di Aula Universitas Muhammadiyah Kupang sebagai tempat dilangsungkannya Hari Pers Nasional oleh SMSI NTT.
Acara ini dikemas dengan talkshow atau gelar wicara bertajuk “Peningkatan Kompetensi Wartawan dan Penguatan Peran Pers sebagai Pilar Demokrasi”, sekaligus deklarasi pemilu damai 2024 oleh undangan yang hadir.
Ketua Panitia kegiatan, Robertus Fahik, kepada wartawan pada Selasa (06/02/2024) Pukul 10.30 Wita, mengucapkan terima kasih untuk Dewan Pengurus wilayah (DPW) SMSI NTT yang memberikan kepercayaan kepada dirinya dan rekan-rekan lain menghandle ataupun mengatur kegiatan ini.
Robertus Fahik yang merupakan Pemimpin Redaksi Sekolahtimur.com, menjelaskan bahwa kompetensi itu harus menjadi harga mati bagi setiap insan pers.
“Jadi tanpa meningkatkan kompetensi, maka dia tidak bisa bekerja secara professional. Oleh karena itu, kompetensi sangat penting, makanya kita angkat,” tegasnya.
Ia menambahkan, peran pers sebagai pilar demokrasi ini juga perlu diangkat karena itu salah satu elemen penting dalam negara demokrasi seperti Indonesia yang menjadi fungsi kontrol.
Untuk gelar wicara ini, sambung Robertus, dilakukan juga memaknai hari pers yang jatuh pada tanggal 9 Februari.
Namun, SMSI NTT memajukan ke tanggal 7 Februari dengan mempertimbangkan jika dilakukan pada tanggal 9 Februari sudah dekat dengan waktu pemilu dan juga Imlek.
“Jadi kita sengaja tarik ke depan tanpa mengurangi makna ataupun esensi dari hari pers itu sendiri,” tandasnya.
Pantauan wartawan, hadir dalam perayaan Hari Pers Nasional ini adalah Danrem 161 Wira Sakti Kupang yang diwakili oleh Kapenrem Mayor Inf. Arwan Minarta, Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang Prof. DR. Zainul Wula, S.Pd., M.Si., Kepala TVRI NTT Asmeth Takalumang, para pimpinan organisasi media konstituen Dewan Pers seperti AJI, JMSI, AMSI, dan PWI.
Hadir pula perwakilan Kopdit Swasti Sari, para wartawan, para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kupang, Widyabasa Ahli Muda, Christina T. Weking, S.S., M.Hum., dari Kantor Bahasa NTT dan Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusa Cendana Kupang sekaligus penulis DR. Marsel Robot. (*)