Diduga Mangkrak, Warga Pertanyakan Kejelasan Air Minum “Amara” di Desa Yehembang Kangin

Ket foto: Terpantau sepi aktifitas pabrik air minum kemasan Desa Yehembang Kangin Diduga Mangkrak.
banner 120x600

Jembrana – Pabrik air minum kemasan milik Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Abdi Rahayu di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, diduga mangkrak. Warga setempat mempertanyakan kejelasan pabrik yang menghabiskan anggaran hingga Rp4 miliar tersebut.

Dari pantauan nirmedia.co, pabrik yang berlokasi di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana ini sepi dari aktivitas dan tidak terlihat karyawan di sekitar pabrik. Warga sekitar juga menjelaskan bahwa aktivitas pabrik ini sudah sepi sekitar beberapa bulan yang lalu.

banner 728x250

“Kami tidak mengetahui kendala apa yang dialami, tetapi bahan baku air itu katanya kurang. Kondisi sampai tidak ada aktifitas itu ditinggalkan ketua bumdes sebelumnya. Kami mendapat informasi bahwa air amara ini minus sampai Rp25 juta akhir tahun 2023,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya saat ditemui, Selasa (30/1/2024).

Warga tersebut juga mempertanyakan dana desa yang besar hingga Rp4 miliar untuk operasional air minum Amara ini. Ia mengaku bingung dengan usaha air kemasan ini, kemungkinan kepengurusan sebelumnya yang bermasalah.

“Sekarang hanya melayani pembelian air galon, jadi karyawan ke sana untuk melayani pembelian air galon saja. Kita bingung dengan usaha air kemasan ini, kemungkinan kepengurusan sebelumnya yang bermasalah,” ujarnya lagi.

Selain kejelasan pabrik yang diduga tidak jelas, masyarakat juga mengeluhkan terkait jalur air yang dimanfaatkan oleh Bumdes untuk usaha air kemasan. Lantaran masyarakat tidak pernah mendapatkan ganti rugi atas saluran pipa yang digunakan Bumdes.

“Debit air mengecil karena digunakan untuk air amara, jadi masyarakat mengeluhkan itu. Karena dikelola dan adanya bantuan untuk memproduksi air kemasan di ambil alih kelompok air milik warga ini termasuk saluran yang sudah dibuat warga,” jelasnya.

“Warga tidak mendapat kompensasi terkait aliran air ini. Langsung di ambil alih oleh Bumdes Yehembang Kangin. Warga masih bingung dengan kendala air Amara ini, hingga saat ini masih macet,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Bumdes Abdi Rahayu, I Nyoman Sudiarta, menjelaskan bahwa pabrik air kemasan yang diberi nama Amara, yang berarti Air Minum Abdi Rahayu ini menurutnya tidak mangkrak, sebab masih melayani pembelian air galon.

“Untuk pabrik amara masih melayani dan masih memproduksi kemasan air galon, memang untuk air kemasan gelas ada kendala di bahan baku yang belum datang,” kata Sudiarta.

Ia juga menjelaskan bahwa sudah memesan terkait bahan baku yang masih kurang.

“Karena waktu ini kami pesan untuk 3.000 kardus cuma yang datang kardus dan lidnya saja gelasnya belum datang. Mudahan akhir bulan niki datang gelasnya,” paparnya.

Sudiarta mengatakan, pihaknya sudah menginfokan ke masing-masing klian banjar terkait dengan kendala yang dialami. Selain itu, isu karyawan yang dirumahkan juga tidak benar, karena kalau ada galon kosong mereka produksi.

“Kalau mesinnya selama kami tahu masih normal. Memang 4 bulan yang lalu sempat rusak, tetapi sudah di perbaiki,” jelasnya.

 

Loading

banner 728x250
banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x250